Nama : Nafia Albashita Setyawan
Fakultas :
Ilmu Komputer
Jurusan :
Teknik Informatika
Cluster :
60
NIM : 205150200111005
Jangan Menjadi Orang Lain
“Love yourself first, before
you love someone,” kata-kata yang menjadi pegangan saya selama menjalani hidup
yang sulit ini. Saya sering berhadapan dengan yang namanya insecure karena
saya selalu merasa belum menjadi wanita dengan standar kecantikan yang beredar
di masyarakat. Putih, langsing, tinggi, memiliki hidung mancung, pipi tirus,
dan hal-hal lain yang mereka anggap sempurna itu. Jadi wanita itu berat. Kita
selalu dituntut untuk berpenampilan sempurna dihadapan semua orang. Wanita
selalu dinilai dari penampilannya.
Hei, itu pikiran kolot. Jangan
paksakan dirimu untuk selalu mengikuti standar kecantikan yang mereka ciptakan
itu. Setiap wanita mempunyai standar kecantikannya, jangan samakan dirimu
dengan orang lain. Setiap wanita itu cantik dengan caranya sendiri. Kamu cantik.
Kamu tidak bisa dibandingkan dengan orang lain.
Awalnya memang sulit untuk
menerima keadaan saya. Saya jauh dari
kata sempurna yang mereka anggap. Bahkan saya selalu dituntut oleh orang
disekitar saya untuk menjadi sosok wanita yang kata mereka sempurna. Bukan
hanya itu, saya juga sering dihadapkan dengan body shaming. Mereka
mengatakan itu seolah-olah saya adalah makhluk paling tidak sempurna di dunia
ini. Saya pun tidak bisa berkata apa-apa saat itu. Yang bisa saya lakukan
hanyalah tersenyum. Kemudian ketika sendiri saya menangis. Menangis
sejadi-jadinya. Sampai saya pernah berpikir kenapa saya terlahir menjadi
wanita? Kenapa Tuhan tidak menjadikan saya wanita yang sempurna?
Setelah kejadian menyakitkan
itu saya bertekad untuk merubah diri. Mengurangi porsi makan, olahraga, merawat
diri. Memaksakan hal yang sebenarnya saya sendiri tidak mampu. Semua saya lakukan tanpa memedulikan batasan
diri hingga akhirnya saya jatuh sakit.
Kemudian orang tua saya
berkata, “Kamu ngapain nyiksa diri gitu? Jadilah dirimu sendiri, gak perlu mengikuti
standar kecantikan orang.” Selain itu kekasih saya juga berkata, “Kamu cantik.
Kamu cantik dengan caramu sendiri. Stop insecure jangan jadi seseorang yang gak
kamu inginkan.” Saya tersenyum mendengarkan ucapan mereka, kali ini bukan senyuman
palsu untuk menahan rasa sakit, ini senyuman bahagia. Memang benar, kita perlu jatuh
untuk tau apa itu bahagia.
Sejak itu saya mulai sadar.
Saya telah mengabaikan orang-orang yang menerima saya apa adanya, orang-orang
yang mencintai ketidaksempurnaan saya, orang-orang yang tidak pernah menuntut
saya hanya karena orang-orang yang tidak pernah memikirkan perasaan saya. Saya
juga mengabaikan diri saya sendiri hanya karena ucapan setan itu. Saya lupa
untuk mencintai diri sendiri sebelum saya mencintai orang lain.
Perlahan namun pasti akhirnya
saya bisa menerima diri saya, bisa mencintai diri sendiri, berhenti mendengar
ucapan yang menyakitkan, dan berhenti mengikuti standar kecantikan yang ada.
Tak apa masalah tinggimu kurang dari 160, gelap atau terang kulit, gendut atau kurus, pesek atau mancung. Kamu indah dengan dirimu. Ciptakan standar kecantikanmu sendiri, tidak akan ada habisnya jika kita terus mengikuti standar kecantikan yang mereka ciptakan. Jadilah dirimu sendiri tanpa paksaan orang lain. Abaikan orang yang selalu menuntutmu, perhatikan orang yang selalu menerima dirimu apa adanya. Tinggalkan lingkungan yang membuatmu merasa tidak bisa menjadi diri sendiri.
Bukan untuk wanita saja. Untuk
kalian para lelaki yang juga sedang merasa insecure buatlah standar
ketampanan dan kesuksesan diri kalian sendiri. Lihatlah orang disekitarmu yang
mampu menerimamu apa adanya. Dan yang terpenting terima dirimu sendiri terlebih
dahulu, pahami dirimu, cintai dirimu. Ingat “Love yourself first before you
love someone.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar